Selamat Datang

Belajar Perlindungan Tanaman adalah situs yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana mempelajari mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Blog ini dibuat sebagai sarana pembelajaran blended learning dan sebagai sarana pembelajaran daring selama pandemi Covid-19. Bila Anda adalah mahasiswa peserta mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022, untuk melaksanakan perkuliahan daring Anda wajib membaca setiap materi kuliah dan melaksanakan petunjuk mengenai hal-hal yang harus dilakukan sebagaimana diberikan pada setiap materi kuliah.

Sabtu, 20 April 2019

5.1. Pengelolaan Program Perlindungan Tanaman: Daur Pengelolaan

Print Friendly and PDF
Sebagaimana telah diuraikan pada materi sebelumnya, perlindungan tanaman di Indonesia dilakukan dengan menggunakan sistem PHT. Juga sudah dijelaskan bahwa pengendalian dalam PHT sesungguhnya adalah pengelolaan, terutama sejak dilaksanakannya PHT Sekolah Lapang. Karena perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengelolaan (management), maka pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman perlu dilaksanakan dengan mengikuti daur pengelolaan program (prgram management cycle). Materi ini dan dua materi berikutnya menguraikan mengenai penerapan daur pengelolaan dalam pelaksanaan program perlindungan tanaman. Uraian diberikan dengan menggunakan contoh dari bidang lain karena pustaka mengenai daur pengelolaan dalam pelaksanaan perlindungan tanaman masih sangat terbatas.

5.1.1. MATERI KULIAH

5.1.1.1. Membaca Matreri Kuliah
Seiring dengan perkembangan dari PHT Ambang Ekonomi menjadi PHT Sekolah Lapang maka pelaksanaan PHT di Indonesia berubah dari pengendalian menjadi pengelolaan. Perubahan ini ditandai dengan pelibatan petani yang terorganisasi dalam kelompok tani untuk secara langsung dalam pengambilan keputusan pengendalian OPT. Karena PHT sudah berubah dari pengenadlian menjadi pengelolaan maka pelaksanaan kegiatan/tindakan perlindungan tanaman seyogianya dilakukan dengan mengikuti daur pengelolaan sebagaimana dalam pelaksanaan program dalam bidang lain. Namun demikian, pustaka mengenai pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman dengan menggunakan pendekatan daur pengelolaan ternyata sangat terbatas. beberapa pustaka yang tersedia adalah sebagai berikut:
Uraian pada materi ini dan dua materi selanjutnya akan dilakukan dengan merujuk kepada publikasi tersebut di atas.

Terdapat banyak versi daur pengelolaan kegiatan, meskipun pada dasarnya semua versi yang ada mempunyai prinsip yang sama:
  • Australian Agency for International Development (AusAID, sekarang Australia DFAT): mengidentifikasi dan menilai (identifying and assessing), menyiapkan rancangan kegiatan (preparing the project design), menilai rancangan kegiatan (appraising project design), melaksanakan kegiatan yang rancangannya telah disetujui (implementing approved project), dan memantau, mengulas, dan mengevaluasi kemajuan dan kinerja kegiatan (monitoring, reviewing, and evaluating project progress and performance)
  • Department for International Development (DFID, UK): Identifikasi (identification), pengurusan izin (clearance), penilaian/perancangan (appraisal/design), persetujuan (approval), pelaksanaan (implementation), penyelesaian (completion), dan pasca-penyelesaian (post-completion)
  • Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD): Indentifikasi (identification), studi kelayakan (feasibility study), perancangan kegiatan (project design), perancangan rinci (detailed planning), pemantauan (monitoring),  review kegiatan (project review), dan evaluasi kegiatan (project evaluation)
  • New Zealand Agency for International Development (NZAid, sekarang NZ DFAT): identifikasi (identification), perancangan (design), pelaksanaan (implementation), evaluasi dan pembelajaran (evaluation and learning), penyelesaian/pengalihan (completion/transition)
  • Pacific Research & Evaluation Associates (PREA): identification (identification), analisis (analysis), perancangan (design), pelaksanaan (implementation), dan evaluasi (evaluation)
  • World Bank: perancangan (design), pelaksanaan/pemantauan (implementation/monitoring), dan evaluasi (evaluation)
Fokus pembahasan dalam versi daur pengelolaan di atas adalah pengelolaan projek (project management). Suatu projek terdiri atas sejumlah aktivitas. Dalam uraian selanjutnya, istilah projek diganti dengan istilah program yang terdiri atas sejumlah projek yang merupakan aktivitas yang sudah dilengkapi dengan alokasi sumberdaya, terutama pembiayaan. Aktivitas yang dimaksudkan di sini sebenarnya bermakna sama dengan kegiatan, tetapi istilah kegiatan tidak digunakan untuk menghindarkan kerancuan dengan istlah kegiatan/tindakan perlindungan tanaman sebagaimana diatur dalam UU No. 12 Tahun 1992 dan PP No. 6 Tahun 1995.

Dengan membandingkan tahap-tahap dalam daur pengelolaan kegiatan sebagaimana disajikan di atas, berikut diuraikan tahap-tahap pengelolaan kegiatan perlindungan tanaman sebagai berikut:
  1. Penilaian masalah dan tujuan (assessment of problems and objectives): merupakan tahap untuk menentukan alasan yang tepat mengapa kegiatan perlindungan tanaman perlu dilakukan dan apa tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut
  2. Perencanaan/perancangan (planning/design): merupakan tahap untuk menentukan bagaimana akar permasalahan atau permasalahan kunci yang telah berhasil diidentifikasi melalui proses penilaian akan ditangani dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia dan para pihak yang terkait. 
  3. Pelaksanaan dan pemantauan (implementation and monitoring): merupakan tahap pekaksanaan kegiatan sebagaimana direncanakan dan pengumpulan informasi secara rutin untuk menunjukkan pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan proses dan jadwal yang telah ditetapkan dalam rencana/rancangan kegiatan perlindungan tanaman yang telah disusun dan disepakati
  4. Evaluasi (evaluation): merupakan tahap yang dilakukan untuk menilai secara sistematik dan obyektif relevansi, kinerja dan keberhasilan, atau kekurangan bilamana terjadi demikian, dari suatu kegiatan perlindungan tanaman yang sudah selesai dilaksanakan sampai pada tahap tertentu atau, untuk program pemerintah, menjelang serah terima kepada masyarakat
  5. Refleksi/pembelajaran (reflection/learning): merupakan tahap untuk mengajak semua pihak bersama-sama mempelarai dan merenungkan hasil evaluasi dan membuat keputusan mengenai perubahan yang perlu dilakukan terhadap program
  6. Pengalihan (transfer/handover): merupakan tahap untuk mengakhiri atau mengubah dukungan pelaksana kegiatan kepada masyarakat, dan mengalihkan kepada masyarakat untuk melanjutkan hasil-hasil program yang telah dicapai 
Penilaian permasalahan dan tujuan perlindungan tanaman perlu didukung dengan informasi mengenai karakteristik permasalahan yang dihadapi dan para pihak yang terkait serta disertai dengan tujuan yang diharapkan dari program perlindungan tanaman yang akan dilaksanakan. Tujuan penilaian adalah untuk memahami keadaan terkini secara kontekstual, mengidentifikasi dan memahami permasalahan perlindungan tanaman yang dihadapi, mengidentifikasi peluang, kapasitas, dan sumberdaya yang tersedia, memahami bagaimana berbagai pihak dapat dilibatkan, serta memutuskan kelayakan dan menentukan prioritas. Untuk maksud tersebut, sebagai bagian dari penilaian permasalahan perlindungan tanaman, perlu dilakukan analisis permasalahan dan analisis pemangku kepentingan. Analisis permasalahan dilakukan untuk menentukan akar permasalahan atau permasalahan kunci dari berbagai permasalahan perlindungan tanaman yang berhasil diidentifikasi, sedangkan analisis pemangku kepentingan dilakukan untuk menentukan pihak-pihak mana yang akan dapat diajak bekerjasama, yang tidak akan bisa diajak bekerjasama, atau bahkan yang akan menentang. Berdasarkan hasil analisis permasalahan dan analisis pemangku kepentingan tersebut selanjutnya dilakukan analisis tujuan. Penilaian merupakan dasar dari tahap pengelolaan program berikutnya, yaitu perencanaan/perancangan program perlindungan tanaman. Dalam paradigma ketahanan hayati (biosecurity), tahap ini termasuk dalam penilaian risiko ketahanan hayati (biosecurity risk assessment).

Perencanaan/perancangan program perlindungan tanaman perlu dilakukan sebagai dasar untuk menentukan cara pengendalian yang akan digunakan dan bagaimana memadukannya menjadi sebuah strategi, bagaimana menyiapkan sarana yang diperlukan, menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan serta alternatifnya, menentukan cara untuk mengukur kemajuan yang dicapai, memperkirakan dampak yang mungkin terjadi terhadap munculnya permasalahan OPT baru, terhadap kesehatan, dan terhadap lingkungan hidup, yang keseluruhannya disajikan dalam dokumen rencana/rancangan program perlindungan tanaman. Melalui perencanaan/perancangan program tersebut, tujuan perlindungan tanaman yang telah berhasil ditetapkan pada tahap penilaian diklasifikasikan menjadi tingkatan keluaran (output), hasil (outcome), dan sasaran (goal) untuk kemudian digunakan dalam penyusunan matriks kerangka kerja logis (logical framework matrix). Dalam paradigma ketahanan hayati (biosecurity), tahap ini termasuk dalam pengelolaan risiko ketahanan hayati (biosecurity risk management).

Pelaksanaan dan pemantauan (implementation and monitoring) program perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani atau pemerintah, bergantung pada permasalahan OPT yang dihadapi. Siapapun yang melaksanakan perlindungan tanaman maka sarana yang diperlukan, tenaga kerja, serta mobilisasi tenaga kerja dan peralatan perlu dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Agar sesuai dengan rencana/rancangan program yang telah disusun maka pelaksanaan program perlu disertai dengan pemantauan program (program monitorting). Pemantauan program perlu dilaksanakan untuk memperoleh informasi mengenai kemajuan pelaksanaan program, memahami perubahan sebagaimana yang diinginkan dalam rencana/rancangan program, memudahkan pelaksanaan dengan memberikan informasi mengenai perlunya perubahan, mendorong pelaksanaan agar lebih dipergiat, dan menyediakan informasi untuk digunakan melakukan evaluasi. Pemantauan dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan, terutama untuk menentukan capaian tujuan pada tingkatan keluaran (output).

Setelah kegiatan sebagaimana yang dijadwalkan selesai dilaksanakan sampai pada tahap tertentu atau menjelang dilakukan pengalihan program kepada masyarakat (bila merupakan program yang bukan diinisiasi oleh masyarakat sendiri) maka dilakukan evaluasi program (program evaluation). Evaluasi program dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai apa yang berhasil dilakukan, apa yang tidak, dan mengapa demikian, menentukan apakah asumsi yang mendasari program adalah valid atau bukan, menentukan efisiensi, konsistensi, keefektifan, relevansi, dan keberlanjutan program, memberikan panduan bagi pengambil keputusan dalam mereproduksi program yang berhasil, memberikan penghargaan atas capaian mitra, mendokumentasikan pengetahuan dan topik penting untuk tujuan melakukan lobi, dan mempromosikan akuntabilitas dan melakukan pembelajaran. Berbeda dengan pemantauan program, evaluasi program dilakukan oleh pihak eksternal terhadap tujuan pada tingkatan hasil (outcome) dan sasaran (goal). Pada pelaksanaan program pemerintah, evaluasi lazim digabungkan dengan pemantauan dan biasa disebut monev (monitoring and evaluation). Sebagaimana telah diuraikan, pemantauan seharusnya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan oleh pihak internal, sedangkan evaluasi dilakukan terpisah oleh pihak eksternal.

Hasil evaluasi digunakan bukan sekedar untuk menentukan apakah indikator telah tercapai atau belum, dengan kata lain apakah program telah berhasil atau gagal, melainkan seharusnya digunakan untuk proses pembelajaran guna memperbaiki kekurangan yang terjadi dan mencegah terjadinya hal yang sama di masa depan. Oleh karena itu, evaluasi program perlu ditindaklanjuti dengan perenungan program (program reflection) atau pembelajaran program (program learning). Perenungan atau pembelajaran program dilakukan dengan tujuan untuk menjamin pelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan program dapat diterjemahkan ke dalam perubahan yang positif, untuk menumbuhkan dan mengembangkan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan digunakan untuk melakukan perbaikan pada perencanaan/perancangan program perlindungan tanaman pada waktu-waktu mendatang, untuk membantu memahami arti penting bekerja bersama, untuk mensistematisasi cara organisasi dan individu melakukan pembelajaran bersama, dan untuk mendorong pengembangan profesi secara berkelanjutan. Bila program perlindungan tanaman dilaksanakan oleh kelompok tani secara mandiri maka perenungan atau pembelajaran merupakan tahap terakhir, tetapi bila dilaksanakan oleh pihak lain maka tahap terakhir yang harus dilakukan adalah pengalihan program kepada masyarakat.

Pengalihan program (program transition) dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan dan mengelola rancangan dan pelaksanaan program selanjutnya dilakukan oleh masyarakat sedemikian rupa sehingga hasil dan sasaran program perlindungan tanaman yang telah dicapai dapat dilanjutkan oleh masyarakat sendiri. Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada tahap pengalihan program adalah memasukan pembahasan mengenai keberlanjutan sebagaimana yang telah direncanakan pada tahap penilaian, menyajikan ringkasan mengenai isu keberlanjutan sebagaimana yang telah diuraikan pada perencanaan/perancangan program, menyepakati pelaksanaan oleh masyarakat setelah proses pengalihan, menentukan strategi pengalihan sebagaimana direkomendasikan pada tahap evaluasi, dan melakukan pembahasan bersama masyarakat terhadap strategi dan proses pengalihan untuk disepakati.

Keseluruhan proses yang dilaksanakan mulai dari penilaian sampai pada pengalihan merupakan tahap-tahap pelaksanaan program perlindungan tanaman yang saling berkaitan dalam suatu urutan melingkar sehingga disebut daur pengelolaan program (program management cycle). Sebagai suatu pengelolaan sebagaimana diamatkan dalam PHT maka kegiatan/tindakan perlindungan tanaman perlu dilaksanakan melalui daur pengelolaan program yang terencana supaya dapat dikatakan sebagai berdasarkan sistem PHT. Tanpa melalui tahap-tahap pengelolaan tersebut maka bagaimanapun cara-cara pengendalian OPT dikombinasikan, apapun sarana yang digunakan, siapapun pihak yang dilibatkan, suatu program perlindungan tanaman sebenarnya belum dapat dikatakan sebagai benar-benar berdasarkan PHT.

5.1.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka Daring
Silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan mengunduh pustaka yang disediakan dari halaman Pustaka Daring dan tautan (link) yang disediakan pada setiap materi kuliah lalu membaca bagian dari pustaka yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Mahasiswa wajib menyampaikan judul dan isi buku/bab buku/situs yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.

5.1.2. MENGERJAKAN TUGAS KULIAH

5.1.2..1. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Kamis, 20 April 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

5.1.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Kamis, 20 April 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

5.1.2.3. Mengerjakan Latihan Pembelajaran Kasus
Untuk menuntaskan materi kuliah 5.1 sampai materi kuliah 5.3, mahasiswa wajib mengerjakan latihan pembelajaran kasus secara kelompok dalam kelompok yang sama seperti pada saat mengerjakan projek kuliah materi kuliah 4.1 sampai 4.3 (unduh daftar kelompok pada materi kuliah 4.1). Untuk mengerjakan latihan pembelajaran kasus, silahkan pelajari kasus penyebaran penyakit darah pada tanaman pisang di Pulau Sumba dan kemudian Pulau Flores dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Mencari informasi mengenai penyebaran penyakit darah di kedua pulau dengan mengetikkan kata kunci 'penyakit darah tanaman pisang' dan 'blood disease of banana' pada kotak pencarian Google atau Bing dan kemudian dalam kotak pencarian Google Scholar (Google Cendekia). Cari minimal 5 berita mengenai kasus penyebaran penyakit tersebut dan 5 artikel jurnal ilmiah mengenai penyakit tersebut, catat judul artikel, nama penulis, tahun terbit, nama koran/majalah atau nama jurnal ilmiah, dan halaman koran/majalah/majalah ilmiah di mana berita/artikel dimuat.
  2. Berdasarkan pada berita dan artikel jurnal ilmiah yang telah diunduh dan dibaca, diskusikan dalam kelompok untuk menentukan berbagai masalah yang ditimbulkan oleh penyebaran penyakit darah pada tanaman pisang di kedua pulau.
  3. Berdasarkan berbagai masalah utama yang telah diperoleh dari diskusi kelompok, buat bagan alir hubungan antar masalah dengan menggunakan layanan daring bagan alir daring draw.io dari diagram.net dengan terlebih dahulu membuat akun. Buat diagram dengan mengetikkan setiap masalah dalam kotak dan kemudian mengubungkan kotak satu masalah dengan kotak masalah lainnya menggunakan tanda panah dari masalah yang mempengaruhi ke masalah yang dipengaruhi. Simpan file secara daring dan bagikan tautan (link) file daring untuk bisa dilihat oleh siapa saja yang dikirimi tautan (link),
Catat hasil pengamatan, wawancara, dan diskusi kelompok untuk disampaikan sebagai bagian dari Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas materi kuliah ini.

5.1.3. ADMINISTRASI MELAKSANAKAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini: 
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Sabtu, 15 April 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikkan telah menandatangani daftar hadir; dan
  2. Memasukkan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Kamis, 20 April 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Perkuliahan Daring dan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.

**********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan: 28 Maret 2019

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.



59 komentar:

  1. Mengapa perlindugan tanaman dilaksanakan dengan rancangan program??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih.saya ingin membantu menjawab dari pertanyaan anda.
      "Karena apabila kita ingin melakukan suatu penelitian atau pengendalian kita mestinya dahulu melakukan perancangan dan perlu melakukan suatu pembelajaran serta dapat mengetahui teknik dan cara melakukan pengendalian dan perlindungan tanaman.hal tersebut dibuat agar penyuluh atau pemerintah dapat memberikan motivasi dan melakukan pengendalian atau PHT dengan baik agar dapat mengurangi Populasi OPT maka dibutuhkan perancangan dan program terlebih dahulu

      Hapus
  2. Mengapa perlindungan tanaman diIndonesia harus dilaksanakan sesuai dengan sistem PHT?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Saya ingin membantu menjawab dari pertanyaan Anda.
      "Karena dilihat sesuai dengan falsafah, konsep pelaksanaanya,PHT bukanlah pengendalian melainkan pengelolaan sehingga program perlindungan tanaman di Indonesia perlu di lakukan dengan tahap-tahap pengelolaan dalam satu daur pengelolaan perlindungan tanaman yang utuh"

      Hapus
  3. Mengapa program perlindungan tanaman dilakasanakan oleh petani secara mandiri itu merupakan tahap terakhir?

    BalasHapus
  4. Apakah Program PHT telah diterapkan oleh masyarakat tani di wilayah pertanian diindonesia dengan baik ?.
    Apakah pemerintah melakukan perencanaan pengendalian tanaman kedaerah-daerah pertanian terpencil yang sulit di jangkau oleh jaringan,transportasi.bagaimana jika terjadi penurunan dan kualitas yang tinggi pada tanaman pertanian ?

    BalasHapus
  5. Mengapa penilaian permasalahan perlindungan tanaman menganalisis kepada pihak-pihak yang bisa di ajak bekerja sama,tidak bisa di ajak bekerja sama dan yang menantang?

    BalasHapus
  6. Apa dampak yang terjadi jika pengelolahan program perlindungan tanaman tidak sesuai dengan tahap-tahap yang telah di tentukan

    BalasHapus
  7. Apa yang menyebabkan sehingga pelaksanaan PHT di Indonesia berubah dari pengendalian menjadi pengelolaan ?

    BalasHapus
  8. Apa yang terjadi jika pelaksanaan pengelolaan proggram perlindungan tanaman tidak di adakan?

    BalasHapus
  9. Bagaimana cara-cara pengandalian OPT dikombinasikan apapun sarana yang digunakan

    BalasHapus
  10. Mengapa program perlindungan tanaman yang dilakukan oleh petani atau pemerintah bergantung pada permasalahan OPT yang dihadapi?

    BalasHapus
  11. Mengapa pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman perlu di laksanakan dengan mengikuti daur pengelolaan program(program management cycle)?

    BalasHapus
  12. Mengap perubahan pengelolaan harus ditandai dengan melibatkan petani?

    BalasHapus
  13. mengapa program perlindungan tanaman bukan di laksanakan oleh masarakat? melainkan oleh pihak dari luar seperti pemerintah?

    BalasHapus
  14. Selamat pagi Ibu
    Saya ingin bertanya, mengapa PHT di indonesia berubah dari pengendalian menjadi pengelolaan!

    BalasHapus
  15. hal apa sajakah yang di lakukan pemerintah agar PHT indonesia bisa berjalan sesuai dengan prosedurnya.

    BalasHapus
  16. Strategi atau langkah langkah apa yang di gunakan untuk menentukan cara mengukur permaalahan OPT?

    BalasHapus
  17. Strategi atau langkah langkah apa yang digunakan untuk menentukan cara mengukur permasahan OPT?

    BalasHapus
  18. Strategi atau langkah langkah apa yang digunakan untuk menentukan cara mengukur permasahan OPT?

    BalasHapus
  19. Saya ingin bertanya mengenai versi daur pengelolaan kegiatan. nah dari beberapa versi manakah yang paling efisien untuk di terapkan ..

    BalasHapus
  20. Bagaimanakah perkembangan Pengelolaan yang dilakukan di indonesia mendapatkan keuntungan yang diinginkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetapkan harga produk dengan baik

      Kebanyakan startup baru enggan untuk melakukan monetisasi dan m Cara ini dinilai bakal menimbulkan efek yang negatif untuk bisnis. Idealnya di awal jalannya usaha cobalah untuk melakukan monetisasi dengan mengenakan biaya atau layanan lebih kepada pengguna. Meskipun belum menghasilkan banyak profit, namun startup sudah terlatih dan terbiasa melakukan kegiatan tersebut.

      Kesalahan lain yang banyak dilakukan oleh pemilik startup adalah menetapkan harga yang relatif murah kepada target pasar. Harga yang murah tentunya akan menjadi perhatian dari pengguna, namun ketika bisnis sudah mulai berjalan dan Anda kesulitan untuk melakukan scale up dari sisi pricing, hal ini akan menimbulkan efek yang kurang menguntungkan. Sebelum Anda melemparkan produk ke pasar, tetapkan harga yang sesuai untuk perusahaan dan pengguna.

      Koreksi pengeluaran yang terlalu besar

      Dalam hal operasional bisnis, menjadi penting bagi startup untuk bisa memaksimalkan budget atau simpanan dana yang ada. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mengkoreksi pengeluaran yang terlihat cukup besar namun tidak memberikan kontribusi yang positif untuk perusahaan. Manfaatkan dana simpanan yang ada sebaik mungkin, hal ini dapat membantu Anda menjalankan bisnis hingga negosiasi funding tahap selanjutnya berjalan sukses.

      Koordinasikan semua keperluan

      Agar bisnis bisa berjalan dengan stabil tanpa adanya pengeluaran dana yang besar dalam waktu mendadak adalah, melakukan koordinasi dan mencermati semua keperluan, fasilitas dan kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. Hal ini termasuk fasilitas, perlengkapan, rencana internal perusahaan dan lainnya.

      Jika Anda dan tim sudah mempersiapkan keperluan yang ada jauh hari sebelumnya, lebih besar peluang terhindar dari keperluan mendesak yang bakal menghabiskan dana yang lebih besar.

      Fokus ke pertumbuhan bisnis

      Agar bisa melakukan scale up dibutuhkan tim yang lebih banyak untuk bisa mengerjakan tugas dan mengembangkan produk yang ada. Jika saat ini perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk mempekerjakan pegawai baru, cobalah cara lain dengan membayar pekerja paruh waktu atau mahasiswa magang. Sementara untuk pemasaran jangan hanya mengandalkan digital ads, namun juga cara organ iklainnya tanpa harus mengeluarkan biaya.

      Hapus
    2. Tetapkan harga produk dengan baik

      Kebanyakan startup baru enggan untuk melakukan monetisasi dan m Cara ini dinilai bakal menimbulkan efek yang negatif untuk bisnis. Idealnya di awal jalannya usaha cobalah untuk melakukan monetisasi dengan mengenakan biaya atau layanan lebih kepada pengguna. Meskipun belum menghasilkan banyak profit, namun startup sudah terlatih dan terbiasa melakukan kegiatan tersebut.

      Kesalahan lain yang banyak dilakukan oleh pemilik startup adalah menetapkan harga yang relatif murah kepada target pasar. Harga yang murah tentunya akan menjadi perhatian dari pengguna, namun ketika bisnis sudah mulai berjalan dan Anda kesulitan untuk melakukan scale up dari sisi pricing, hal ini akan menimbulkan efek yang kurang menguntungkan. Sebelum Anda melemparkan produk ke pasar, tetapkan harga yang sesuai untuk perusahaan dan pengguna.

      Koreksi pengeluaran yang terlalu besar

      Dalam hal operasional bisnis, menjadi penting bagi startup untuk bisa memaksimalkan budget atau simpanan dana yang ada. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mengkoreksi pengeluaran yang terlihat cukup besar namun tidak memberikan kontribusi yang positif untuk perusahaan. Manfaatkan dana simpanan yang ada sebaik mungkin, hal ini dapat membantu Anda menjalankan bisnis hingga negosiasi funding tahap selanjutnya berjalan sukses.

      Koordinasikan semua keperluan

      Agar bisnis bisa berjalan dengan stabil tanpa adanya pengeluaran dana yang besar dalam waktu mendadak adalah, melakukan koordinasi dan mencermati semua keperluan, fasilitas dan kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. Hal ini termasuk fasilitas, perlengkapan, rencana internal perusahaan dan lainnya.

      Jika Anda dan tim sudah mempersiapkan keperluan yang ada jauh hari sebelumnya, lebih besar peluang terhindar dari keperluan mendesak yang bakal menghabiskan dana yang lebih besar.

      Fokus ke pertumbuhan bisnis

      Agar bisa melakukan scale up dibutuhkan tim yang lebih banyak untuk bisa mengerjakan tugas dan mengembangkan produk yang ada. Jika saat ini perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk mempekerjakan pegawai baru, cobalah cara lain dengan membayar pekerja paruh waktu atau mahasiswa magang. Sementara untuk pemasaran jangan hanya mengandalkan digital ads, namun juga cara organ iklainnya tanpa harus mengeluarkan biaya.

      Hapus
  21. Mengapa pada pelaksanaan program pemerintah, evaluasi lazim digabungkan dengan pemantauan(monitoring and evaluation

    BalasHapus
  22. Bagaimana daur pengolah yang didapat dan apa dampak yang mempengaruhi daur pengolah tersebut..

    Terima kasih..

    BalasHapus
  23. Bagaimana tahap- tahap analisis yang dilakukan untuk dapat menentukan akar permasalahan dalam perlindungan tanaman yang berhasil diidentifikasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk menghindari kerugian karena serangan OPT, tanaman dilindungi dengan cara mengendalikan OPT tersebut dengan istilah “mengendalikan” , OPT tidak perlu diberantas habis karena memang tidak mungkin. Dengan usaha pengendalian, populasi atau tingkat kerusakan karena OPT ditekan serendah mungkin sehingga secara ekonomis tidak merugikan. Semua upaya pengendalian OPT yakni melindungi tanaman dengan mempertimbangkan factor-faktor teknis, ekonomi, ekologi dan social, agar tanaman tumbuh dan berkembangan secara sehat sehingga mampu memberikan hasil dan keuntungan yang optimal.

      Hapus
  24. Apa manfaat pengamatan dan pemantauan rutin pada PHT??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agroekosistem bersifat dinamis, karena banyak faktor di dalamnya yang saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk dapat mengikuti perkembangan populasi hama dan musuh alaminya serta untuk mengetahui kondisi tanaman, harus dilakukan pengamatan secara rutin. Informasi yang diperoleh digunakan sebagai dasar tindakan yang akan dilakukan.

      Hapus
  25. Sebutkan ciri2 sistim pengendalian terpadu atau pht

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terpadu
      Artinya memadukan berbagai teknik pengendalian hama yang ada yaitu pengendalian hama secara bercocok tanam, fisik, mekanis, biologi dan peraturan pemerintah.Dinamis
      Penerapan PHT disesuaikan dengan keadaan ekosistem dan sistem ekonomi budaya setempat (teknologi kearifan lokal).Menjaga keanekaragaman dan stabilitas
      Ekosistem yang beranekaragam adalah ekosistem yang stabil, yang tidak sering terjadi peningkatan OPT. PHT tidak mendorong keseragaman tanaman dan genetik.Memberdayakan petani
      Petani sebagai pelaksana utama PHT dan menager dilahannya harus mampu secara mandiri mengembangkan dan menerapkan prinsif-prinsif dasar pengambilan keputusan dan menerapkan keputusannya tersebut.Penggunaan pestisida sintetik dan organik
      Penggunaan pestisida harus secara hati-hati dan memperhatikan ambang ekonomi (AE) karena pestisida memiliki harga ekonomis yang mahal, serta bisa membawa dampak negatif bagi lingkungan (ekologi).

      Hapus
  26. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  27. Sebut dan jelaskan 4 Prinsip Dasar Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Budidaya tanaman sehat
      Budidaya tanaman yang sehat dan kuat menjadi bagian penting dalam program pengendalian hama dan penyakit.
      2. Pemanfaatan musuh alami
      Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami yang potensial merupakan tulang punggung PHT.
      3. Pengamatan rutin atau pemantauan
      Agroekosistem bersifat dinamis, karena banyak faktor di dalamnya yang saling mempengaruhi satu sama lain.
      4. Petani sebagai ahli PHT
      Penerapan PHT harus disesuaikan dengan keadaan ekosistem setempat.

      Hapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. Bagaimana pelaksanaan dan pemantauan (implementation and monitoring) yang dilakukan oleh petani atau pemerintah terhadap lahan pertanian?

    BalasHapus
  30. Sebutkan dan jelaskan komponen penting pengendalian hama terpadu (PHT) ?

    BalasHapus
  31. Apa yang akan terjadi jika perencanaan/perancangan program perlindungan tanaman tidak dilakukan oleh petani sebagai dasar untuk menentukan cara pengendalian yang akan digunakan menjadi sebuah strategi (PHT)?

    BalasHapus
  32. Mengapa tahap Perencanaan/perancangan program perlindungan tanaman termasuk dalam pengelolaan risiko ketahanan hayati?

    BalasHapus
  33. Sebut dan jelaskan tahap-tahap pengelolaan dalam program perlindungan tanaman?

    BalasHapus
  34. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  35. Bagaimana perlindungan tanaman di Indonesia yang dilakukan dengan menggunakan sistem PHT?

    BalasHapus
  36. Apa tujuan dari penilaian perlindungan tanaman ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ingin menjawab pertanyaan dari teman saya yulan

      Tujuan dari perlindungan tanaman adalah untuk menekan populasi hama atau OPT.
      Terimakasih

      Hapus
  37. Apa tujuan dari penilaian perlindungan tanaman ?

    BalasHapus
  38. Jelaskan Apa itu perencanaan/perancangan program perlindungan Tanaman ?

    BalasHapus
  39. Sebutkan aspek aspek apa saja yang tedapat dalam pengelolaab tanah?

    BalasHapus
  40. Mengapa Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengelolaan(Management)?

    BalasHapus
  41. apakah ada kelebihan dan kekuragan dari perubahan pengelolaan yang ditandai dengan melibatkan petani.

    BalasHapus
  42. Apakah pada saat pengelolaan mengalami hambatan? Dan bagaimana solusinya ?
    Terima kasih

    BalasHapus
  43. Bagaimana masyarakat mengelola program transition

    BalasHapus
  44. Seiring dengan perkembangan dari PHT Ambang Ekonomi menjadi PHT Sekolah Lapang maka pelaksanaan PHT di Indonesia berubah dari pengendalian menjadi pengelolaan. Perubahan ini ditandai dengan pelibatan petani yang terorganisasi dalam kelompok tani untuk secara langsung dalam pengambilan keputusan pengendalian OPT.dari penjelasan tersubut apakah apakah masih ada pihak lain yg trlibta??

    BalasHapus
  45. Mengapa pelaksanaan dan pemantuan program perlindungan harus dilakukan oleh petani dan pemerintah?

    BalasHapus
  46. tahap-tahap pengelolaan kegiatan perlindungan tanaman mencakup 4 tahap, apakah yang akan terjadi jika keempat tahap tersebut tidak dilakukan?

    BalasHapus
  47. Bagaimana peranan kita dalam menenggapi
    Tahap2 perlingdungan tanaman??

    BalasHapus
  48. Mengapa dalam perlindungan tanaman perlu dilakukan rancangan program?

    BalasHapus
  49. Perencanaan/perancangan program perlindungan tanaman perlu dilakukan sebagai dasar untuk menentukan cara pengendalian yang akan digunakan dan bagaimana memadukannya menjadi sebuah strategi, bagaimana menyiapkan sarana yang diperlukan, menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan serta alternatifnya, menentukan cara untuk mengukur kemajuan yang dicapai, memperkirakan dampak yang mungkin terjadi terhadap munculnya permasalahan OPT baru, terhadap kesehatan, dan terhadap lingkungan hidup, yang keseluruhannya disajikan dalam dokumen rencana/rancangan program perlindungan tanaman. Melalui perencanaan/perancangan program tersebut, tujuan perlindungan tanaman yang telah berhasil ditetapkan pada tahap penilaian diklasifikasikan menjadi tingkatan keluaran (output), hasil (outcome), dan sasaran (goal) untuk kemudian digunakan dalam penyusunan matriks kerangka kerja logis (logical framework matrix).

    BalasHapus
  50. mengapa kegiatan perlindungan tanaman perlu dilakukan dan apa tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut

    BalasHapus