Soal Ujian 1 digunakan sebagai rujukan untuk menjawab Pertanyaan 1 sampai Pertanyaan 3
Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi lahan kering kepulauan mempunyai beberapa jenis tanaman unggulan lokal. Satu dari jenis-jenis tanaman unggulan lokal tersebut adalah jagung yang saat ini sedang ditingkatkan produksinya melalui program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Namun sejak awal tahun 2020 ini, program TJPS tersebut menghadapi ancaman OPT golongan hewan (hama) yang berasal dari luar. OPT golongan hewan tersebut merupakan OPT yang dapat merusak beberapa jenis tanaman, tetapi paling merusak tanaman jagung. Untuk menghadapi serangan OPT tersebut, Pemerintah Provinsi NTT membentuk Posko Pengendalian untuk mengkoordinasikan tindakan pengendalian yang perlu dilakukan. Namun kemudian, untuk jagung yang ditanam pada musim kemarau, OPT yang merusak ternyata bukan hanya OPT yang berasal dari luar tersebut, melainkan OPT lokal, yang menjadi sangat merusak jika tanaman jagung ditanam tanpa dipagar. Karena OPT lokal tersebut sedemikian merusak maka program Tanam Jagung Panen Sapi diplesetkan menjadi Tanam Jagung Sapi Panen.
Soal Ujian 2 digunakan sebagai rujukan untuk menjawab Pertanyaan 5 sampai Pertanyaan 6
Undana sebagai universitas yang terletak di kawasan lahan kering kepulauan telah membangun Laboratorium Lapangan Terpadu Lahan Kering Kepulauan yang berlokasi di sebelah bawah kampus Fakultas Pertanian. Di lahan tersebut dibudidayakan berbagai jenis tanaman yang diairi dengan menggunakan sistem irigasi tetes. Salah satu di antara berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan di laboratorium lapangan tersebut adalah tanaman melon yang merupakan tanaman yang dapat beradaptasi dengan kekeringan. Namun iklim kering disukai oleh penyakit tertentu, di antaranya adalah penyakit yang menyebabkan daun melon tampak memutih dan kemudian mengering. Penyakit yang merupakan penyakit yang sangat merusak tanaman aneka labu tersebut menyebabkan tanaman melon yang baru sempat dipanen satu kali harus dibabat dan dibakar untuk mencegah penularan ke tanaman aneka labu lainnya.
Soal Ujian 3 digunakan sebagai rujukan untuk menjawab Pertanyaan 7 sampai Pertanyaan 8.
Sebelum pemerintah Provinsi NTT menggulirkan program TJPS, petani lahan kering di NTT membudidayakan jagung hanya pada musim hujan pada sistem perladangan tebas bakar. Untuk menyiapkan lahan guna dijadikan ladang, petani menebas hutan dan beluar pada awal musim kemarau dan kemudian membakar tebasannya pada akhir musim kemarau. Pembakaran dimaksudkan untuk mengurangi bibit OPT, terutama OPT golongan tumbuhan (gulma). Namun ternyata ada jenis gulma yang ketika dilakukan pembakaran, bagian tumbuhan di atas permukaan tanah mati tetapi bonggol dan perakarannya di dalam tanah masih bisa bertahan menghadapi panas api, malahan kemudian tumbuh lebih subur. Jenis gulma ini merupakan gulma yang juga berasal dari luar tetapi sudah menginvasi lahan di NTT, terutama padang rumput dan savana, sejak tahun 1990-an. Jenis ini menginvasi padang rumput dan savana, yang sebelumnya merupakan tempat ternak lepas merumput, sehingga menyebabkan ternak kekurangan pakan. Ketika ternak bergerak ke sana ke mari mencari rumput pakan yang masih bisa tumbuh di sela-sela gulma ini, biji gulma ini menempel pada tubuh ternak dan kemudian terlepas di tempat lain sehingga ternak menjadi agen penyebar, yang menyebabkan jenis gulma ini menyebar dengan cepat. Gulma berdaun lebar yang bau daunnya menusuk dan berbunga putih bersemu ungu ini kini telah menutupi sebagian besar hamparan padang rumput dan savana, di mana petani biasanya membuka padang.